info terbaru

Dari Kota Jambi  Team Pemantau Independen   ( TPI ) berkumpul di studio Home Digital pukul 15:00 wib untuk persiapan start  berangkat menuju kabupaten Tanjung Jabung Timur tepatnya didesa Rantau Rasau.

Perjalanan yang ditempuh dari Jambi menuju Sabak lebih kurang 3 jam dengan menggunakan kendaraan roda dua, lalu sampailah didermaga penyebrangan pengangkutan barang maka kendaraan dan barang kami diangkut menggunakan perahu pompong untuk melanjutkan perjalanan lagi menuju ke desa Rantau rasau sekitar jarak tempuh 3 jam convoy.

Hari mulai gelap matahari mau terbenam tak terasa perjalanan memasuki malam tapi kami belum juga sampai ke lokasi, setelah penelusuran jalan yang keadaan jalannya banyak yang rusak sangat tidak mendukung tapi kami tidak putus asa dengan tekad dan semangat kuat untuk cepat-cepat sampai kelokasi untuk beristirahat.

Tak terasa akhirnya sampai juga didesa Rantau rasau dan kami menuju rumah saudari Sidar untuk istirahat sejenak sambil menunggu jemputan dari kepala sekolah masing-masing. Sedangkan rombongan team convoy yang lain masih melanjutkan perjalanan kelokasi desa masing-masing tempat mereka memantau. Akhirnya setelah beristirahat sejenak sambil disuguhi teh hangat oleh saudari Sidar, kami diantar oleh kepala sekolah menuju penginapan dimana selama kami bertugas bisa tidur dengan nyaman disana. 

Ayam telah berkokok dan menandakan hari petang, kami bersiap-siap mandi dan berpakain rapi menunggu jemputan dari perwakilan sekolah masing-masing, dipagi harinya sebelum tiba di sekolah kami ke kantor polisi setempat dulu untuk mengambil naskah ujian yang tersimpan aman dibalik jeruji besi dan menandatangani surat serah terima Setelah itu baru kami menuju kesekolahan dan brifieng dengan pengawas UAS luar.

Pukul 08:00 wib para pengawas berpencar menuju ruang kelas yang telah dijadwal oleh pihak sekolah, seiring berjalanya waktu UAS Team Pemantau Independen (TPI) berkeliling ruangan yang berisikan peserta UAS untuk melihat dan mengawasi situasi didalam ruangan kelas manatau nanti terdapat adanya pelanggaran-pelanggaran tata tertib yang bisa fatal. Setelah selesai waktu UAS habis kami bersama pengawas luar berkumpul kembali diruangan majelis guru untuk melakukan evaluasi dan lalu pulang ke penginapan. Begitulah session selanjutnya setiap hari selama 4 hari berturut-turut dan Alhamdulillah pelanggaran / kecurangan tidak ditemukan dan berjalan dengan lancar aman terkendali.
Di  siang hari setelah makan siang kami istirahat di penginapan, lalu tiba sore hari waktu senggang kami tak lupa menyempatkan diri keluar dari penginapan untuk berjalan-jalan sore sambil sospek dan sosialisasi disekitar desa Rantau rasau, Lambur, Berbak  dan  Nipah panjang. Kami sangat merasa puas dengan pelayanan disini dan sungguh menyenangkan bisa beradaptasi di desa ini.

Di hari ketiga kami disana ada dapat kabar duka anak seorang penjual sate yang masih kecil telah biasa mandi setiap hari disungai dekat rumahnya ternyata dia tenggelam dan nyawanya tidak dapat ditertolong lagi. Sungguh malang nasib penjual sate itu semoga dia diberi ketabahan dalam menjalani hidup ini.

Sewaktu hari terakhir ternyata ada kabar buruk lagi yang Abdie alami yaitu bertengkar melalui alat komunikasi handphone serius dan menyatakan pisah dengan calon pasangan masa depan. Sekarang Abdie lelaki ganteng yang baru lajang yang tidak mudah putus asa dan mandiri, Semua pasti ada hikmaknya manatau lepas dari sini bisa dapat yang lebih baik lagi sesuai harapan Abdie. Amiiiiin . . . . .!!!

Sore hari terakhir kami ditawarkan main lagi ke Nipah panjang dan dibungkusin udang asli baru diambil dari laut. Kemudian tak banyak basa-basi lagi kami langsung pamitan untuk bergerak pulang ke Jambi. Di perjalanan ketemu malam lagi yang musti kami tempuh dan lagi-lagi perjalanan kami dapat hambatan lagi ternyata minyak motor yang dikendarai Abdie dan Husni tiba-tiba habis ditengah-tengah hutan belantara yang gelap jauh dari pemukiman rumah warga. Masih ketemu untung ada satu warung kecil yang kondisi stok minyak nya hanya satu liter Rp.25.000, ketika kami mau buka swis jok motor untuk mengisi minyak kunci motor hilang tak tau dimana rimbanya. Abdie mengambil inisiatif dengan rasa yakin pinjam motor yang punya warung untuk bertekad kembali lagi mencari kunci motor yang terjatuh. Dengan gemetar di tengah-tengah hutan belantara Abdie akhirnya menemukan kunci tersebut dengan konsekuensi nyawa taruhanya sedangkan  Team yang lain sedang tunggu kabar dari kami diperempatan jalan. Akhirnya perjalanan ke Jambi dilanjutkan kembali dan berpisah di Sekernan lalu pulang ke rumah masing-masing dengan selamat.

Demikianlah sedikit cerita pengalaman petualangan Team Pemantau Independen ( TPI ), cerita yang ada saat suka dan ada juga ketemu duka nya. Wassalam

Terima kasih kepada : -    Sekretariat TPI
-         Dinas pendidikan provinsi Jambi
-         Kepala sekolah MTS, SMP 9, SMP 2  dan staff guru Rantau rasau
-         Koordinator TPI

Crew yang bertugas : 
-     Alimuddin, SHI
-      Abdi Saputra, S.Kom
-         Muhammad Husni, S.Kom
-         Husni Thamrin, SH

PENULIS CERITA : Abdi Saputra, S.Kom
Upload : Admin